Bonda,
Hampir 24 tahun masa itu akan berlalu,
Masa aku diberi peluang melihat dunia ciptaan Illahi,
Memerhati corak lakonan
watak-watak ciptaan-Nya,
Memahami maksud hidup untuk-NYa,
Hanyalah untuk memperhambakan diri pada yang Esa.
Pasti masih terasa perit dan jerih saat melahirkanku,
Saat Engkau bertarung antara nyawaku dan nyawamu.
Masihku ingat cerita ayahanda
‘Bondamu sakit darah tinggi masa melahirkanmu’
Ya Allah,
Tak dapatku bayangkan saat itu,
Kasihan diriMu, bonda.
Di kurung dalam bilik yang gelap.
Atuk, opah, pak cik, mak cik, sepupu, ipar duai semua
berkampung di kamar bersalin
Menantikan saat kelahiranKu, puteri sulungMu.
Bonda,
Masih segar diingatanku akan kepayahan hidup yang kita alami
dulu.
Bergitu gigih Engkau mencarikan kami sesuap nasi
Ayahanda pula gigih memperlengkapkan hidup kita.
Siang malam Engkau menjaga kami dengan berhati-hati.
‘Seekor nyamuk pun tidak dibenarkan menyentuh kami’
Terharu mendengar ceritaMu, Bonda.
Kini aku semakin menuju kedewasaan
Semakin pandai mengenal hidup
Semakin kuat menempuh dugaan.
Bonda,
Ku harapkan doaMu selalu disampingKu.
Ku harapkan agar aku dapat berbakti padaMu.
Ku harapkan aku menjadi anakMu yang soleha.
No comments:
Post a Comment